PENDAHULUAN
International Organisation for Standardization telah mengembangkan suatu standar internasional tentang lingkungan, yaitu Sistem Manajemen lIngkungan (SML) ISO 14001 yang telah diadopsi oleh berbagai industri di dunia. SML ISO 14001 terdiri dari 5 elemen utama yaitu : 1.) Kebijakan Lingkungan 2.) Perencanaan Lingkungan 3.) Pelaksanaan dan Pengoperasian 4.) Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan. 5.) Pengkajian manajemen. Tujuan menyeluruh dari penerapan SML ISO 14001 sebagai sebuah standar internasional adalah untuk mendukung perlindungan lingkungan dan pencegahan pencemaran yang seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Keuntungan ekonomi yang dapat diperoleh dari SML ISO 14001 antara lain : 1.) Memperbaiki kinerja lingkungan secara keseluruhan, 2.) Menghasilkan suatu kerangka kerja dalam upaya untuk pencegahan polusi, 3.) Meningkatkan efisiensi dan penghematan biaya potensial.
Penerapan SML ISO 14001 juga merupakan bagian dari rencana strategis perusahaan yang menunjukkan legitimasi merekas atas kinerja lingkungan dan daya saing perusahaan di level internasional. Mengadopsi SML ISO 14001 akan memampukan perusahaan untuk mencapai proses kontrol yang baik, menghemat biaya, dan menambah keuntungan.
Penelitian mengenai relasi kinerja lingkungan dan kinerja keuangan telah banyak dilakukan dan menghasilkan temuan yang beragam, akan tetapi penelitian yang berupaya khusus mengupas pengaruh kelima prinsip utama SML ISO 14001 terhadap kinerja keuangan belum banyak dilakukan terutama dari sudut bagaimana standar tersebut diimplementasikan.
Penerapan SML ISO 14001 di dunia semakin meningkat disebabkan oleh perkembangan lingkungan strategis, perubahan tuntutan dan perilaku kensumen. Keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan dicerminkan dari kinerja yang dicapainya. Oleh karena itu, manager akan mempertimbangkan dampak positif dan negatif yang akan terjadi sebagai akibat penerapan suatu kebijakan termaksud penerapan SML ISO 14001. Hasil pelaksanaan manajemen dalam mengelola perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan, seperti Neraca, Laba Rugi, Laporan perusahaan ekuitas dan Laporan Arus Kas. Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan suatu organisai, seluruh aktivitas tersebut harus dapat diukur.
Penerapan SML ISO 14001 di dunia semakin meningkat disebabkan oleh perkembangan lingkungan strategis, perubahan tuntutan dan perilaku kensumen. Keberhasilan manajemen dalam mengelola perusahaan dicerminkan dari kinerja yang dicapainya. Oleh karena itu, manager akan mempertimbangkan dampak positif dan negatif yang akan terjadi sebagai akibat penerapan suatu kebijakan termaksud penerapan SML ISO 14001. Hasil pelaksanaan manajemen dalam mengelola perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan, seperti Neraca, Laba Rugi, Laporan perusahaan ekuitas dan Laporan Arus Kas. Untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan suatu organisai, seluruh aktivitas tersebut harus dapat diukur.
METODE
Objek penelitian terdiri dari Variabel Penyebab yaitu sistem manajemen lingkungan, dan Variabel Akibat yaitu kinerja keuangan. Populasi penelitian adalah perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang juga sudah mendapatkan sertifikasi SML ISO 14001. Cara pengambilan data menggunakan kuisioner yang diberikan kepada penanggung jawab bagian lingkungan disetiap perussahaan guna mengetahui implementasi SML ISO 14001. Hipotesis diuji menggunakan tehnik analisis jalur dengan persamaan sebagai berikut.
Hasil dan Pembahasan
Hipotesis penelitian yang diajukan yaitu implementasi SML ISO 14001 yang terdiri dari
variabel Kebijakan Lingkungan (X1
), Perancanaan Lingkungan (X2
), Penerapan dan Operasi
(X3
), Tindakan Pemeriksaan dan Perbaikan (X4
), dan Pengkajian Manajemen (X5
) secara
simultan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan (Y) dan Perusahaan Industri yang telah
memperoleh sertifikasi SML ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hipotesis ini
telah diuji dan diperoleh hasil dimana Fhitung sebesar 8,9060 sedangkan Ftabel sebesar 6,2561
dengan kriteria uji “ tolak H0 jika Fhitung > Ftabel “. Hal ini berarti bahwa variabel independen
mempengaruhi variabel dependen secara simultan.
Pengaruh kebijakan lingkungan (X1
) terhadap Kinerja Keuangan (Y) sebesar 0,03056,
Besarnya nilai ini dapat diketahui pengaruh secara langsung kebijakan lingkungan terhadap
kinerja keuangan sebesar 9,34% dan pengaruh secara tidak langsung sebesar 12,36% dan
secara total pengaruh kebijakan lingkungan terhadap kinerja keuangan sebesar 21,70%.
Dapat dinyatakan bahwa hipotesis ada pengaruh penerapan/implementasi kebijakan
lingkungan secara parsial terhadap kinerja keuangan dapat diterima. Pengaruh yang diberikan
oleh kebijakan lingkungan terhadap pencapaian kinerja keuangan yakni 21,70%. Nilai ini
dianggap lebih kecil jika dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan oleh penerapan dan
operasi terhadap kinerja keuangan, yakni 31,04%. Penulis berpendapat bahwa kondisi ini
kurang sesuai dengan ketentuan dari SML ISO 14001. yang mengatakan bahwa penerapan
dan operasi baru akan dapat dilaksanakan dengan baik apabila diawali dengan penetapan
kebijakan lingkungan.
Pengaruh perencanaan lingkungan (X2
) terhadap kinerja keuangan (Y) sebesar 0,1996,
Berdasarkan nilai ini dapat diketahui pengaruh secara langsung perencanaan lingkungan
terhadap kinerja keuangan sebesar 3,98% dan pengaruh secara tidak langsung sebesar
11,81% dan secara total pengaruh perencanaan lingkungan terhadap kinerja keuangan
sebesar 15,79%. Dapat dinyatakan bahwa hipotesis ada pengaruh penerapan/implementasi
perencanaan lingkungan secara parsial terhadap kinerja keuangan dapat diterima. Pengaruh
yang diberikan oleh perencanaan lingkungan terhadap pencapaian kinerja keuangan yakni
15,79%. Nilai ini dianggap lebih kecil jika dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 3, No. 1, 2012, pp: 69-75
74
oleh penerapan dan operasi terhadap kinerja keuangan yakni 31,40%. Penulis berpendapat
bahwa kondisi ini kurang sesuai dengan ketentuan dari SML ISO 14001. yang menyatakan
bahwa penerapan dan operasi baru akan dapat dilaksanakan apabila diawali dengan
penetapan kebijakan lingkungan dan perencanaan lingkungan.
Pengaruh penerapan dan operasi (X3
) terhadap kinerja keuangan (Y) sebesar 0,3663.
Berdasarkan nilai ini dapat diketahui pengaruh secara langsung penerapan dan operasi
terhadap kinerja keuangan sebesar 31,40%. Dapat dinyatakan bahwa hipotesis ada pengaruh
penerapan/implementasi penerapan dan operasi secara parsial terhadapkinerja keuangan
dapat diterima. Pengaruh yang diberikan oleh penerapan dan operasi terhadap pencapaian
kinerja keuangan yakni 31,40%. Penulis berpendapat bahwa kondisi ini sudah sesuai dengan
ketentuan dari SML ISO 14001 yang menyatakan bahwa setelah adanya penetapan kebijakan
lingkungan dan perencanaan lingkungan perusahaan diharapkan mampu untuk menerapkan
SML ISO 14001 dengan maksimal.
Pengaruh tindakan pemeriksaan dan perbaikan (X4
) terhadap kinerja keuangan (Y)
sebesar 0,1931. Berdasarkan nilai ini dapat diketahui pengaruh secara langsung tindakan
pemeriksaan dan perbaikan terhadap kinerja keuangan sebesar 3,73% dan pengaruh secara
tidak langsung sebesar 9,07% dan secara total pengaruh tindakan pemeriksaan dan perbaikan
terhadap kinerja keuangan sebesar 12,80%. Dapat dinyatakan bahwa hipotesis ada pengaruh
penerapan/implementasi tindakan pemeriksaan dan perbaikan secara parsial terhadap
kinerja keuangan dapat diterima. Pengaruh yang diberikan oleh tindakan pemeriksaan dan
perbaikan terhadap pencapaian kinerja keuangan yakni 12,80%. Penulis berpendapat bahwa
kondisi ini sudah sesuai dengan ketentuan dari SML ISO 14001. yang menyatakan bahwa
setelah adanya penetapan kebijakan lingkungan, perencanaan lingkungan, penerapan dan
operasi perusahaan diharapkan untuk melakukan pemeriksaan dan perbaikan agar dapat
diketahui sejauh mana penerapan SML yang ada.
Pengaruh pengkajian manajemen (X5
) terhadap kinerja keuangan (Y) sebesar 0,1312.
Berdasarkan nilai ini dapat diketahui pengaruh secara langsung tindakan pengkajian
manajemen terhadap kinerja keuangan sebesar 1,72% dan pengaruh secara tidak langsung
sebesar 8,40% dan secara total pengaruh pengkajian manajemen terhadap kinerja keuangan
sebesar 10,12%. Dapat dinyatakan bahwa hipotesis ada pengaruh penerapan/implementasi
pengkajian manajemen secara parsial terhadap kinerja keuangan dapat diterima. Pengaruh
yang diberikan oleh pengkajian manajemen terhadap pencapaian kinerja keuangan yakni
10,12%. Penulis berpendapat bahwa kondisi ini sudah sesuai dengan ketentuan dari SML
ISO 14001. bahwa setelah adanya penetapan kebijakan lingkungan, perencanaan lingkungan,
penerapan dan operasi, tindakan pemeriksaan dan perbaikan perusahaan diharapkan untuk
melakukan pengkajian manajemen agar dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan
dalam penerapan SML ISO 14001 di masa yang akan datang dimana hasil ini konsisten
dengan hasil penelitian Ratnasingam et al. (2009).
Simpulan dan Saran
Kesimpulan yang dapat ditarik hasil penelitian ini adalah antara elemen sistem
manajemen lingkungan yang satu dengan lainnya mempunyai hubungan dan saling
mempengaruhi. Elemen yang mempunyai hubungan paling kuat adalah penerapan dan
operasi dan pengkajian manajemen, sedangkan elemen yang mempunyai hubungan paling
lemah adalah kebijakan lingkungan dan tindakan pemeriksaan dan perbaikan. Implementasi
sistem manajemen lingkungan berpengaruh positif terhadap pencapaian kinerja keuangan
pada perusahaan yang sudah memperoleh sertifikat ISO 14001 dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Penerapan dan operasi merupakan salah satu elemen SML ISO 14001 yang
75
Memed Sueb, Maria Nety I.K. / Relasi Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001 sangat berpengaruh dalam pencapaian kinerja keuangan. Penelitian ini dilakukan terhadap
perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia yang sudah mendapatkan sertifikasi ISO
14001. Penelitian yang akan datang dapat manambah variabel lain seperti ukuran perusahaan,
usia perolehan sertifikasi maupun jenis industri pada objek yang berbeda, yaitu Bursa Efek di
Asia Tenggara, Asia maupun Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar