Fermentasi Tempe
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Reaksi
dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan
etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh
ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimianya :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”.
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk padatan kompak berwarna putih. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai “ragi tempe”.
Rhizopus sp merupakan jamur
yang paling dominan. Jamur yang tumbuh pada kedelai tersebut menghasilkan
enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang
lebih sederhana. Rhizopus sp tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6.
Pada penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat
sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai
untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air jamur lebih sedikit dibandingkan dengan
bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur,
jumlah nutrien dalam bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
Rhizopus oligosporus menghasilkan enzim-enzim protease. Perombakan senyawa kompleks protein menjadi senyawa-senyawa lebih sederhana adalah hal penting dalam fermentasi tempe dan merupakan salah satu faktor utama penentu kualitas tempe, yaitu sebagai sumber protein nabati yang memiliki nilai cerna amat tinggi. Kandungan protein yang dinyatakan sebagai kadar total nitrogen memang tidak berubah selama fermentasi. Perubahan terjadi atas kadar protein terlarut dan kadar asam amino bebas.
Kadar
senyawa kimia yang terkandung dalam tempe :
- - Asam Lemak
Selama
proses fermentasi tempe terdapat tendensi adanya peningkatan derajat
ketidakjenuhan terhadap lemak. Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan
terhadap kandungan kolesterol serum, jadi bisa menetralkan efek negative sterol
di dalam tubuh.
- - Vitamin
Jenis
vitamin yang terkandung dalam tempe yaitu vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin),
asam pantotenat, vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin).
- - Mineral
Kapang tempe
dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat atau
mineral-mineral tertentu, seperti : besi, kalsium, magnesium, dan zink. Menjadi
lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.
- - Anti Oksidan
Didalam tempe
juga ditemukan zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Isoflavon merupakan
antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan
radikal bebas.
- - Protein
Kandungan
protein pada tempe sebanyak 35 – 45%
- - Karbohidrat
Kandungan
karbohidrat pada tempe sebesar 12-30%
- - Air
Kandungan air
pada tempe sebesar 7%
Perubahan
yang Terjadi Selama Fermentasi
- - Peningkatan kadar nitrogen terlarut
Peningkatan ini disebabkan karena
adanya aktivitas proteolitik kapang, yang menguraikan protein kedelai menjadi
asam-asam amino, sehingga nitrogen terlarutnya akan mengalami peningkatan.
- - Peningkatan pH
Dengan adanya peningkatan nitrogen terlarut
maka pH juga akan mengalami peningkatan. Nilai pH untuk tempe yang baik
berkisar antara 6,3-6,5.
- - Kedelai menjadi mudah dicerna
Kedelai yang telah difermentasi menjadi
tempe akan lebih mudah dicerna. Selama proses fermentasi karbohidrat dan
protein akan dipecah oleh kapang menjadi bagian-bagian yang lebih mudah larut,
mudah dicerna dan bau langu dari kedelai juga akan hilang.
- - Perubahan kadar air pada kedelai
Kadar air kedelai
pada saat sebelum fermentasi mempengaruhi pertumbuhan kapang. Selam proses
fermentasi akan terjadi perubahan pada kadar air dimana setelah 24 jam
fermentasi, kadar air kedelai akan mengalami penurunan menjadi sekitar 61% dan
setelah 40 jam fermentasi akan meningkat lagi menjadi 64%.
- - Peningkatan kadar amino bebas
Selama
fermentasi, asam amino bebas juga akan mengalami peningkatan dan peningkatannya
akan mengalami jumlah terbesar pada waktu fermentasi 72 jam
Sumber :
http://sutikno.blog.uns.ac.id/2009/04/28/fermentasi-tempe/
http://rumahnegeriku.com/site/blog/mengenal-tahu-dan-tempe/
http://rumahnegeriku.com/site/blog/mengenal-tahu-dan-tempe/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar