Rabu, 24 Juni 2015

Studi Kasus 'Batik Ramah Lingkungan'

 Image result for gambar batik mudah Image result for gambar batik mudah 



Batik merupakan salah satu ikon budaya indonesia, yang saat ini telah dikenal hingga mancanegara, bahkan telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya indonesia. Beragam gaya, corak, dan warna batik mudah ditemui dan tidak lagi hanya dipakai untuk moment tertentu oleh orang tua, tetapi generasi muda pun bangga mengenakan batik.

Namun disentra-sentra kerajinan batik seperti jawa tengah, limbah dari pabrik yang memproduksi batik mencemari sungai. Pencemaran terjadi karena industri batik masih menggunakan bahan kimia terutama untuk pewarnaan kain. Untuk mengurangi pencemaran sungai maupun kerusakan lingkungan secara umum maka dibuatlah inisiatif memproduksi batik dengan konsep produksi bersih dan memanfaatkan teknologi tepat guna. Inisiatif tersebur diberi nama "CLEAN BATIK INITIATIVE" dan dimulai pada tahun 2010. Proyek itu bertujuan untuk menggalakan proses produksi batik yang lebih bersih, menciptakan konsumen yang sadar lingkungan dan menciptakan lingkungan kebijakan yang mendukung dan mendorong produksi batik yang berkesinambungan.

Konsep produksi bersih dengan menerapkan teknologi tepat guna, misalnya dengan kompor listrik dan blower.
Dalam memproduksi batik ramah lingkungan juga diterapkan prinsip 5R, yaitu :
- Rethink
- Reduce
- Reuse
- Recovery
- Recycle

Pembuatan Batik Ramah Lingkungan dilakukan dengan ZPA, zat pewarna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar,kayu,daun,biji ataupun        bunga. Beberapa jenis tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil :
- Indigo : Tanaman perdu yang menghasilkan warna biru, bagian yang dapat dijadikan pewarnanya itu       daun/ranting.
- Kelapa : Warna yang dihasilkan krem kecoklatan, bagian yang dapat dijadikan pewarnanya itu sabut      kelapa.
- Bawang Merah : Warna yang dihasilkan jingga kecoklatan, bagian yang dapat dijadikan pewarnanya itu kulit bawang merah.

Penggunaan ZPA selain ramah lingkungan, juga turut melestarikan bangsa, yaitu kembali seperti batik aslinya di zaman dahulu ketika menggunakan bahan kayu ataupun akar pohon sebagai pewarna batik. Walaupun begitu tidak semua kayu dapat dijadikan pewarna batik. Diantara kayu yang dapat digunakan sebagai pewarna batik adalah kayu pohon indigo yang menghasilkan warna biru dan pohon soga yang menghasilkan warna cokelat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar